Bismillah ...
Alhamdulillah kita bisa melanjutkan kembali pada materi bahasan Kitab Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah Karangan Saikh Muhammad bin Abdul Wahab. Pada kesempatan ini In Syaa Allah akan dibahas Materi Pelajaran Keempat. Namun jika antum belum baca atau ingin mengulangi materi sebelumnya silahkan lihat materi Pelajaran Ketiga.
قال المؤلِّف
رحمه الله تعالى:
"رَحِمَكَ
الله"ُ
Berkata Penulis_rahimahullah Ta'ala:
"Semoga Allah merahmatimu"
—------------------------
Penjelasan:
Perkataan Penulis_rahimahullah:
[رَحِمَكَ
اللهُ]
Memberikan kepada kita beberapa
faedah, diantaranya:
1.
Mengingatkan bahwa ilmu syariat ini merupakan bentuk rahmat dan kasih sayang
dari Allah Ta'ala untuk hamba-hamba-Nya tatkala mereka mau menerima dan
mengamalkan ilmunya. Allah Ta'ala berfirman kepada Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam:
{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ}
"Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam". [QS. Al Anbiya: 107]
2.
Ilmu syar'i ini akan membawa pemiliknya untuk saling menyayangi diantara
mereka. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
{مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ
عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ}
"Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka". [QS. Al
Fath: 29]
3.
Ilmu ini tidak diberikan dan tidak bermanfaat melainkan untuk orang-orang yang
ramah dan sayang kepada manusia. Semakin bertambah sifat ramah dan sayangnya
kepada manusia, maka semakin bertambah pula pula ilmu pada dirinya. Nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ لَا يَرْحَمِ النَّاسَ، لَا يَرْحَمْهُ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ»
"Siapa
yang tidak menyayangi manusia maka tidak disayangi Allah 'azza wajalla."
[Muttafqun 'alaihi, dari shahabat Jarir bin Abdillah]
Oleh
karena itu, apabila ada seorang yang berilmu meremehkan perkara ini, maka hal
ini menunjukan dangkalnya ilmunya. Karena pada hakekatnya, ilmu syar'i akan
membentuk pemiliknya bersifat lemah lembut, kasih sayang dan ramah kepada
manusia. Allah Ta'ala berfirman kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam:
{فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ
فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ}
"Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka". [QS. Ali 'Imran: 159]
Dan
salah satu bentuk rahmat dan kasih sayangnya seorang yang berilmu adalah dia
mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan yang
munkar. Membimbing manusia kepada jalan yang diridhai Allah Ta'ala dan
mengingatkan serta memperingatkan dari jalan-jalan yang akan menyimpangkan
mereka dari Ash Shirathal Mustaqim (jalan yang lurus).
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
"Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…" [QS. Ali
'Imran:110]
Maka
perkataan Penulis:
رَحِمَكَ اللهُ
"Semoga Allah merahmatimu"
Menunjukan
betapa sayangnya beliau kepada umat, terkhusus kepada para penuntut ilmu.
Beliau dalam kitab ini mengajari manusia tiga perkara yang agung yang akan
menentukan seorang hamba selamat atau tidaknya dia dari siksa Allah.
Berkata
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh_rahimahullah: "Sering Penulis
menggabungkan dalam kitabnya antara doa untuk para penuntut ilmu dan bimbingan
yang beliau sampaikan dan terangkan (dalam tulisannya). Ini merupakan metode
(pengajaran) yang baik, kasih sayangnya, rahmatnya kepada kaum muslimin".
Oleh
karena itu, sepantasnya bagi para da'i dan juga para penuntut ilmu, ketika dia
menyampaikan ilmu dalam majelis taklim atau muhadharah untuk memperhatikan dua
hal:
1.
Niat yang baik, yaitu ikhlas karena Allah Ta'ala, yang mana dia niatkan dakwahnya
agar manusia selamat dari adzab Allah.
Bukan karena mengharap harta manusia atau banyak pengikutnya.
Lihatlah
apa yang telah dicontohkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kepada
umatnya, sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik_radhiyallahu 'anhu, ia
berkata:
كَانَ غُلاَمٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَمَرِضَ، فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَقَالَ لَهُ: «أَسْلِمْ»، فَنَظَرَ إِلَى
أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ: أَطِعْ أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَسْلَمَ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنَ النَّارِ»
"Ada
seorang anak kecil Yahudi yang bekerja membantu Nabi Shallallahu'alaihiwasallam
menderita sakit. Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menjenguknya dan Beliau
duduk di sisi kepalanya lalu bersabda: "Masuklah Islam". Anak kecil
itu memandang kepada bapaknya yang berada di dekatnya, lalu bapaknya berkata,:
"Ta'atilah Abul Qasim Shallallahu 'alaihi wasallam". Maka anak kecil
itu masuk Islam. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam keluar sambil
bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari
neraka". [HR. Al Bukhari]
2. Penggunaan
bahasa yang baik, dengan disertai doa untuk para pendengarnya agar Allah
merahmati dan memberkahi mereka.
Lihatlah
apa yang telah dicontohkan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, ketika beliau
mengajari ilmu kepada Mu'adz bin Jabal_radhiyallahu 'anhu, beliau bersabda
sambil menggandeng tangan Mu'adz:
«يَا مُعَاذُ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، وَاللَّهِ إِنِّي
لَأُحِبُّكَ»، فَقَالَ: " أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ
كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ
عِبَادَتِكَ».
"Wahai
Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu, demi Allah, aku mencintaimu" Kemudian
beliau berkata: "Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau
tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan, "ALLAAHUMMA A'INNII
'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK" (Ya Allah, bantulah aku
untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik).
[HR. Abu Dawud, dishahihkan Syaikh Al Albany dan Syaikh Muqbil]
Allah
Akbar!!!
Betapa
indahnya metode dakwah yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
kepada umatnya. Sungguh benar-benar apa yang Allah firmankan:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. [QS. Al Ahzab: 21]
Ini
merupakan metode dakwah yang sangat bagus, yang sepantasnya seorang da'i dan
juga para penuntut ilmu untuk berhias dan beramal dengannya. Barangsiapa
berdakwah dengan mengikuti metode dan manhaj Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam dalam berdakwah, maka pasti dia akan memperoleh kesuksesan sebagaimana
suksesnya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam membimbing umatnya.
Berkata
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah_rahimahullah: "Para Imam Ahlus Sunnah dan
Jama'ah dan para ahli ilmu dan iman, pada diri mereka: Ilmu, kasih sayang dan
sifat adil".
CATATAN:
Disebutkan
pula oleh sebagian para ulama bahwa pada kalimat (رَحِمَكَ
اللهُ) terkandung didalamnya makna: "Semoga Allah mengampuni
dosa-dosamu yang telah lalu, dan menjagamu dari perbuatan dosa dimasa
mendatang. Karena sesungguhnya kalimat Rahmat apabila bersendirian maka
terkandung padanya permohonan pengampunan dosa yang telah lalu."
Dan
juga diantara kandungan perkataan Penulis (رَحِمَكَ
اللهُ) adalah:
"Aku
memohon kepada Allah, untuk menurunkan rahmat-Nya kepadamu, sehingga dengan
rahmat tersebut kamu dapat mencapai apa yang kamu cita-citakan, dan kamu
selamat dari apa yang tidak kamu sukai."
Semoga
Allah Ta'ala senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga
dengannya kita dapat mencapai apa yang kita cita-citakan, yaitu mendapatkan
keridhaan dan Jannah-Nya dan melindungi kita semua dari segala bentuk perbuatan
dosa.
Wallahul
muwaffiq ilash Shawab.
Semoga bermanfaat
===================================
ditulis
oleh Abu Ubaidah bin Damiri al-Jawi
https://telegram.me/FORUMKISAQIDAH
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukan komentar yang bermanfaat