Bismilllah ...
Pada kali ini Al-Hamdulillah kami bisa menyampaikan kembali lanjutan dari Kitab Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah karangan Saikh Muhammad bin Abdul Wahab. In Syaa Allah pada kesempatan ini akan membahas Pelajaran Ketiga yang sebelumnya sudah dibahas pada materi Pelajaran Kedua.
Pada kali ini Al-Hamdulillah kami bisa menyampaikan kembali lanjutan dari Kitab Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah karangan Saikh Muhammad bin Abdul Wahab. In Syaa Allah pada kesempatan ini akan membahas Pelajaran Ketiga yang sebelumnya sudah dibahas pada materi Pelajaran Kedua.
قال المؤلِّف رحمه الله تعالى:
"اعْلمْ!"
----------------------------------------------------------------------------------------
Berkata
Penulis rahimahullah Ta'ala:
"Ketahuilah!
…"
----------------------
Penjelasan:
Perkataan
Penulis rahimahullah
[ اعلمْ ]
Kalimat
(اعْلمْ) berasal dari kalimat (الْعِلْمُ).
Hal
ini menunjukan bahwa agama Islam dan syariat-syariatnya adalah ilmu dengan
hujjah dan bayan (penjelasan), bukan dengan dugaan dan bukan pula dengan
perasaan atau akal-akalan.
Demikian
pula apa yang akan disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah dalam kitab ini berupa ilmu Aqidah Shahihah dengan hujjah dan
bayan yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah, bukan berasal dari rekaan,
akal atau perasaan beliau.
Berkata
Syaikh Hafizh Hakamy: "Kalimat ini (اعْلمْ)
didatangkan (diawal pembicaraan) untuk menggugah perhatian dan (memberikan)
motivasi untuk menghayati apa yang (disampaikan) setelahnya."
Oleh
karena itu Allah Ta'ala dalam Al Quran memulai dengan kalimat ini dalam
perkara-perkara yang agung dan perkara-perkara yang penting, agar
hamba-hambaNya memperhatikan daan menghayati ayat-ayat tersebut, diantaranya:
{فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ
لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ}
"Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan yang berhak disembah)
selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang
mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan
tempat kamu tinggal.." [QS. Muhammad: 19]
{اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ
وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ
كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ
مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ
مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ}
"Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu." [QS. Al Hadid: 20]
Oleh
karena itu, sepantasnya seorang da'i dan juga para pelajar ketika akan
berbicara suatu perkara yang penting untuk memulai diawal pembicaraannya dengan
menggunakan ibarat-ibarat yang dapat menggugah perhatian manusia yang diajak
bicara, agar mereka konsentrasi dan menghayati apa yang disampaikan. Karena
pendengar butuh ibarat-ibarat yang dapat menggerakan konsentrasinya sehingga
menjadi benar-benar perhatian dalam mendengarkan pembicaraan.
Hal
ini juga telah dicontohkan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, ketika berkata
dengan para shahabat_radhiyallahu 'anhum, diantaranya:
«أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟»
"Maukah
kalian untuk aku beritahukan tentang dosa-dosa terbesar?" [Muttafaqun
'Alaihi, dari shahabat Anas]
«أَتَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟»
"Tahukah
kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?" [HR. Al
Bukhary-Muslim, dari shahabat Zaid bin Khalid Al Juhany ]
«أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟»
"Tahukah
kamu, apakah ghibah itu?" [HR. Muslim, dari shahabat Abu Hurairah]
Sekali
lagi, maksud dari ini semua adalah adalah agar para pendengar bersiap-siap
untuk memperhatikan apa yang akan disampaikan dan menghayatinya, sehingga tidak
melamun pikirannya kepada perkara yang lain.
Ini
semua termasuk dalam bab memilih kalimat-kalimat yang tepat ketika mengawali
suatu pembicaraan.
Wallahu
a'lam bish shawab!
bagi antum yang menginginkan versi pdfnya bisa KLIK
===================================
ditulis
oleh Abu Ubaidah bin Damiri al-Jawi
https://telegram.me/FORUMKISAQIDAH
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukan komentar yang bermanfaat