ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ
تَعَالَى فِيْ هَذَا الْبَيْتِ عَلَامَاتِ الِاسْمِ .فَمِنْهَا
الْجَرُّ: وَهُوَ يَشْمَلُ الْجَرَّ بِالْحَرْفِ وَالْإِضَافَةِ وَالتَبَعِيَّةِ
نَحْوَ مَرَرْتُ بِغُلَامِ زَيْدٍ الْفَاضِلِ فَالْغٌلَامِ مَجْرُوْرٌ
بِالْحَرْفِ وَزَيْدٍ مَجْرُوْرٌ بِالْإِضَافَةِ وَالْفَاضِلِ مَجْرُوْرٌ
بِالتَّبَعِيَّةِ وَهُوَ أَشْمَلُ مِنْ قَوْلِ غَيْرِهِ بِحَرْفِ الْجَرِّ
لِأَنَّ هَذَا لَايَتَنَاوَلُ الْجَرَّ بِالْإِضَافَةِ وَلَا الْجَرَّ
بِالتَّبَعِيَّةِ.
وَمِنْهَا التَّنْوِيْنُ: وَهُوَ
عَلَى أَرْبَعَةِ أَقْسَامٍ:
تَنْوِيْنِ التَّمْكِيْنِ: وَهُوَ
اللَّاحِقُ لِلْأَسْمَاءِ الْمُعْرَبَةِ كَزَيْدٍ
وَرَجُلٍ إِلَّا جَمْعَ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ نَحْوَ مُسْلِمَاتٍ وَإِلَّا
نَحْوَ جَوَارٍ وَغَوَاشٍ وَسَيَأْتِيْ حُكْمُهُمَا
________________________
Dengan
jar, tanwin, nida, dan musnad, isim bisa dibedakan dari yang lainnya.
Di
dalam bait ini Mushonnif rahimahullah menyebutkan tanda-tanda isim.
Diantaranya
adalah jar, dan itu mencakup jar dengan huruf, dengan idhofah, serta jar dengan
taba'iyyah (mengikut pada isim yang dijar), dan ketiga hal tersebut terangkum
dalam sebuah contoh kalimat:
مَرَرْتُ بِغُلَامِ زْيْدٍ الْفَاضِلِ
Saya
telah melewati pembantunya Zaid yang mulia.
Maka
الغلامِ itu dijar dengan huruf, dan زيد dijar dengan idhofah,
dan الفاضل dijar dengan taba'iyyah.
Dan
penyebutan jar itu lebih luas cakupannya dibandingkan perkataan selain
mushonnif dengan menyebutkan "dengan huruf jar" , karena kalau
dikatakan "dengan huruf jar"
maka hal ini tidak termasuk di dalamnya jar yang dengan idhofah, dan
tidak pula jar yang dengan taba'iyyah.
Diantara
tanda isim adalah TANWIN, dan tanwin ada 4 macam: yaitu TANWIN TAMKIN adalah
tanwin yang terdapat pada isim mu'rob, seperti زيدٍ dan رجلٍ , dan dikecualikan dari
ini adalah tanwin yang ada pada jamak muannats salim seperti مسلماتٍ, dan dikecualikan juga
tanwin yang terdapat pada contoh semisal جوارٍ / budak-budak
wanita/perahu- perahu, dan غواش (kain penutup / peristiwa yang dahsyat) dan akan datang tentang
penjelasan hukum dari dua hal ini.
وَتَنْوِيْنِ التَّنْكِيْرِ: وَهُوَ
اللَّاحِقُ لِلْأَسْمَاءِ الْمَبْنِيَّةِ فَرْقًا بَيْنَ مَعْرِفَتِهَا وَنَكِرَتِهَا نَحْوُ
مَرَرْتُ بِسِيْبَوَيْهِ وَبِسِيْبَوَيْهٍ آخَرَ ، وَتَنْوِيْنِ الْمُقَابَلَةِ
وَهُوَ اللَّاحِقُ لِجَمْعِ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ نَحْوُ مُسْلِمَاتٍ
فَإِنَّهُ فِيْ مُقَابَلَةِ النُّوْنِ فِي جَمْعِ الْمُذَكَّرِ السَّالِمِ
كَمُسْلِمِيْنَ .وَتَنْوِيْنِ
الْعِوَضِ وَهُوَ عَلَى ثَلَاثَةِ أَقْسَامٍ:
عِوَضٌ عَنْ جُمْلَةٍ: وَهُوَ
الَّذِيْ يَلْحَقُ إِذْ عِوَضًا عَنْ جُمْلَةٍ تَكُوْنُ
بَعْدَهَا كَقَوْلِهِ تَعَالَى: {وأنْتُمْ حِينَئذٍ تَنْظُرُونَ ( أَيْ حِيْنَ إِذْ بَلَغَتِ الرُّوْحُ الْحُلْقُوْمَ فَحُذِفَ بَلَغَتِ
الرُّوْحُ الْحُلْقُوْمَ وَأُتِىَ بِالتَّنْوِيْنِ عِوَضًا عَنْهُ .وَقِسْمٌ
يَكُوْنُ عِوَضًا عَنِ اسْمٍ وَهُوَ اللَّاحِقُ لِكُلٍّ عِوَضًا عَمَّا
تُضَافُ إِلَيْهِ نَحْوُ كُلٌّ قَائِمٌ أَيْ كُلُّ إِنْسَانٍ قَائِمٌ فَحُذِفَ
إِنْسَانٍ وَأُتِىَ بِالتَّنْوِيْنِ عِوَضًا عَنْهُ . وَقِسْمٌ
يَكُوْنُ عِوَضًا عَنْ حَرْفٍ: وَهُوَ اللَّاحِقُ لِجَوَارٍ وَغَوَاشٍ
وَنَحْوِهِمَا رَفْعًا وَجَرًّا نَحْوُ هَؤُلَاءِ جَوَارٍ وَمَرَرْتُ
بِجَوَارٍ فَحُذِفَتِ الْيَاءُ وَأُتِيَ باِلتَّنْوِيْنِ عِوَضًا عَنْهَا.
---------------------------------
Dan
tanwin tankir yaitu tanwin yang terdapat pada isim yang mabniy untuk membedakan
ma'rifah dan nakirohya, contoh:
مَرَرْتُ بِسِيْبَوَيْهِ وَبِسِيْبَوَيْهٍ آخَرَ
Saya
melewati Sibawaih dan Sibawaih yang lain.
Yang
berikutnya tanwin muqobalah, yaitu tanwin yang ada pada jamak muannats salim,
contoh مُسْلِمَاتٍ , disebut tanwin
muqobalah karena tanwinnya sebagai perbandingan hurun yang ada pada jamak
mudzakkar salim seperti مُسْلِمِيْنَ
.
Dan
tanwin 'iwadh, (pengganti) dan itu ada 3 macam:
Pengganti
dari jumlah, dan itu tanwin yang terdapat pada إِذْ sebagai pengganti dari
jumlah yang ada setelahnya, seperti Firman Allah ta'ala:
وَاَنْتُمْ حِيْنَئِذٍ تَـنْظُرُوْنَ
"dan
kalian ketika itu melihat,"
(QS.
Al-Waqi'ah: Ayat 84).
Maksudnya
ketika itu adalah ketika nyawa sampai di kerongkongan.
Maka
dihilangkan kalimat:
بَلَغَتِ الرُّوْحُ الْحُلْقُوْمَ
dan
didatangkan tanwin sebagai pengganti dari kalimat yang dihilangkan tersebut.
Dan
sebagiannya adalah mengganti dari isim yaitu yang terdapat pada lafadz كُلٌّ yang mana tanwinnya sebagai pengganti dari
apa yang diidhofahkan kepadanya, contoh:
كُلٌّ قَائِمٌ
Semuanya
berdiri
Maknanya
كُلُّ إِنْسَانٍ قَائِمٌ
Semua
manusia berdiri.
Kemudian
dihilangkan lafadz إنسان dan ditangkan tanwin pada كل sebagai ganti dari
lafafz إنسان yang dihilangkan.
Dan
sebagian yang lain adalah sebagai pengganti dari huruf, dan itu adalah tanwin
yang terdapat pada جَوَارٍ dan غَوَاشٍ dan yang semacam dari keduanya ketika dalam keadaan rofa' dan
jar, contoh:
هَؤُلَاء جَوَارٍ وَمَرَرْتُ بِجَوَارٍ
Mereka
adalah para budak perempuan, dan saya melewati para budak perempuan.
Kemudian
dihilangkan ya'nya dan didatangkan tanwin sebagai pengganti dari ya' yang
dihilangkan tersebut.
وَتَنْوِيْنُ التَّرَنُّمِ: وَهُوَ الَّذِيْ يَلْحَقُ الْقَوَافِيَ الْمُطْلَقَةَ بِحَرْفِ عِلَّةٍ كَقَوْلِهِ:
1 - أَقِلِّى اللَّوْمَ عَاذِلَ وَالْعِتَابَنْ وَقُوْلِيْ إِنْ أَصَبْتُ لَقَدْ أَصَابَنْ
فَجِيْءَ بِالتَّنْوِيْنِ بَدَلًا مِنَ الْأَلِفِ لِأَجْلِ التَّرَنُّمِ
وَكَقَوْلِهِ:
2 - أَزِفَ التَّرَحُّلُ غَيْرَ أَنَّ رِكَابَنَا
لَمَّا تَزُلْ بِرِحَالِنَا وَكَأَنْ قَدِنْ
وَالتَّنْوِيْنُ الْغَالِي: وَأَثْبَتَهُ الْأَخفَشُ وَهُوَ الَّذِيْ يَلْحَقُ الْقَوَافِيَ الْمُقَيَّدَةَ
كَقَوْلِهِ:
3 - وَقَاتِمِ الْأَعْمَاقِ خَاوِي الْمُخْتَرَقْنْ
وَظَاهِرُ كَلَامِ الْمُصَنِّفِ أَنَّ التَّنْوِيْنَ كُلَّهُ مِنْ خَوَاصِّ الِاسْمِ وَلَيْسَ كَذَلِكَ بَلِ الَّذِيْ
يَخْتَصُّ بِهِ الاِسْمُ إِنَّمَا هُوَ تَنْوِيْنُ
التَّمْكِيْنِ وَالتَّنْكِيْرِ وَالْمُقَابَلَةِ وَالْعِوَضِ وَأَمَّا تَنْوِيْنُ التَّرَنُّمِ وَالْغَالِيْ
فَيَكُوْنَانِ فِي الِاسْمِ وَالْفِعْلِ وَالْحَرْفِ وَمِنْ خَوَاصِّ الِاسْمِ: النِّدَاءُ نَحْوُ يَا
زَيْدُ وَالْأَلِفُ وَاللَّامُ نَحْوُ الرَّجُلِ
وَالْإِسْنَادُ إِلَيْهِ نَحْوُ زَيْدٌ قَائِمٌ . فَمَعْنَى الْبَيْتِ حَصَلَ لِلِاسْمِ تَمْيِيْزٌ
عَنِ الْفِعْلِ وَالْحَرْفِ بِالْجَرِّ
وَالتَّنْوِيْنِ وَالنِّدَاءِ وَالْأَلِفِ وَاللَّامِ وَالْإِسْنَادِ إِلَيْهِ أَيِ الْإِخْبَارِ عَنْهُ
.وَاسْتَعْمَلَ الْمُصَنِّفُ أَلْ مَكَانَ الْأَلِفِ
وَاللَّامِ وَقَدْ وَقَعَ ذَلِكَ فِيْ عِبَارَةِ
بَعْضِ الْمُتَقَدِّمِيْنَ وُهُوَ الْخَلِيْلُ وَاسْتَعْمَلَ الْمُصَنِّفُ مُسْنَدٍ مَكَانَ الْإِسْنَادِ
لَهُ.
-----------------------
Dan
tanwin tarannum adalah tanwin yang terdapat pada qowafiy muthlaqoh (sajak syair
yang mutlak dibaca huruf terakhirnya) yang diperpanjang dengan huruf ‘illah,
seperti yang terdapat pada ungkapan seorang penyair:
أَقِلِّي اللَّوْمَ
عَاذِلَ وَالْعِتَابَنْ
وَقُوْلِيْ إِنْ
أَصَبْتُ لَقَدْ أَصَابَنْ
Tinggalkanlah
mencela dan memaki olehmu wahai perempuan yang suka mencela , dan katakanlah
olehmu jika aku benar maka sungguh aku telah berbuat benar
Maka
didatangkan tanwin sebagai pengganti alif (huruf ‘illah) untuk tujuan tarannum
(keindahan bunyi huruf pada akhir bait syair). Dan juga seperti perkataan yang
lainnya:
أَزِفَ التَّرَحُّلُ
غَيْرَ أَنَّ رِكَابَنَا
لَمَّا تَزُلْ بِرِحَالِنَا
وَكَأَنْ قَدِنْ
Telah dekat waktu pemberangkatan , hanya saja
kendaraan kami belum berangkat, seakan-akan waktu perpisahan telah terjadi.
Dan
yang berikutnya tanwin gholiy dan ini telah ditetapkan oleh Imam Akhfasy yaitu
tanwin yang terdapat pada qowafiy muqoyyadah (sajak sair yang dibaca dengan
sukun huruf terakhirnya) seperti
perkataan seorang penyair:
وَقَاتِمِ الْأَعْمَاقِ
خَاوِي الْمُخْتَرَقْنْ
Banyak
pedalaman yang jauh tidak ada yang bisa menempuhnya
Secara
lahiriyah dari perkataan mushonnif menunjukkan bahwa tanwin semuanya merupakan
ciri khas dari isim, padahal kenyataannya tidaklah demikian, karena tanwin yang
merupakan ciri khas dari isim itu hanyalah tanwin tamkin, tankir, muqobalah,
dan ‘iwadh, adapun tanwin tarannum dan tanwin gholiy itu bisa terdapat pada
isim, fi’il, dan huruf.
Dan
termasuk ciri khas isim adalah nida’, contoh:
يَا زَيْدُ
Wahai
Zaid
Dan
alif lam, contoh: اَلرَّجُلُ (orang laki-laki), dan
musnad ilaih, contoh:
زَيْدٌ قَائِمٌ (Zaid orang yang berdiri)
Maka
makna dari bait ini adalah:
Isim
bisa dibedakan dari fi’il dan huruf itu dengan adanya jar, tanwin, nida, alif
lam, dan musnad ilaih yaitu yang dikhabarkan.
Dan
Mushonnif menggunakan istilah AL untuk mengganti istilah alif lam, ungkapan
seperti ini pernah digunakan oleh Ulama Mutaqoddimin seperti Imam Khalil.
Dan
Mushonnif menggunakan istilah musnad pengganti dari isnad lahu.
Semoga bermanfaat
_______________
Sumber : https://t.me/syarah_ibnu_aqil/4
Oleh: Al - Ustadz Agus Waluyo Abu Muhammad
Referensinya ustadz
BalasHapussyarah alifyah ibnu akil mas
Hapus