Senin, Oktober 23, 2017
2


ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى فِيْ هَذَا الْبَيْتِ عَلَامَاتِ الِاسْمِ .فَمِنْهَا الْجَرُّ: وَهُوَ يَشْمَلُ الْجَرَّ بِالْحَرْفِ وَالْإِضَافَةِ وَالتَبَعِيَّةِ نَحْوَ مَرَرْتُ بِغُلَامِ زَيْدٍ الْفَاضِلِ فَالْغٌلَامِ مَجْرُوْرٌ بِالْحَرْفِ وَزَيْدٍ مَجْرُوْرٌ بِالْإِضَافَةِ وَالْفَاضِلِ مَجْرُوْرٌ بِالتَّبَعِيَّةِ وَهُوَ أَشْمَلُ مِنْ قَوْلِ غَيْرِهِ بِحَرْفِ الْجَرِّ لِأَنَّ هَذَا لَايَتَنَاوَلُ الْجَرَّ بِالْإِضَافَةِ وَلَا الْجَرَّ بِالتَّبَعِيَّةِ.
وَمِنْهَا التَّنْوِيْنُ: وَهُوَ عَلَى أَرْبَعَةِ أَقْسَامٍ:
تَنْوِيْنِ التَّمْكِيْنِ: وَهُوَ اللَّاحِقُ لِلْأَسْمَاءِ الْمُعْرَبَةِ كَزَيْدٍ وَرَجُلٍ إِلَّا جَمْعَ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ نَحْوَ مُسْلِمَاتٍ وَإِلَّا نَحْوَ جَوَارٍ وَغَوَاشٍ وَسَيَأْتِيْ حُكْمُهُمَا

________________________

Dengan jar, tanwin, nida, dan musnad, isim bisa dibedakan dari yang lainnya.

Di dalam bait ini Mushonnif rahimahullah menyebutkan tanda-tanda isim.
Diantaranya adalah jar, dan itu mencakup jar dengan huruf, dengan idhofah, serta jar dengan taba'iyyah (mengikut pada isim yang dijar), dan ketiga hal tersebut terangkum dalam sebuah contoh kalimat:

مَرَرْتُ بِغُلَامِ زْيْدٍ الْفَاضِلِ
Saya telah melewati pembantunya Zaid yang mulia.

Maka الغلامِ itu dijar dengan huruf, dan زيد dijar dengan idhofah, dan الفاضل dijar dengan taba'iyyah.

Dan penyebutan jar itu lebih luas cakupannya dibandingkan perkataan selain mushonnif dengan menyebutkan "dengan huruf jar" , karena kalau dikatakan "dengan huruf jar"  maka hal ini tidak termasuk di dalamnya jar yang dengan idhofah, dan tidak pula jar yang dengan taba'iyyah.

Diantara tanda isim adalah TANWIN, dan tanwin ada 4 macam: yaitu TANWIN TAMKIN adalah tanwin yang terdapat pada isim mu'rob, seperti زيدٍ dan رجلٍ , dan dikecualikan dari ini adalah tanwin yang ada pada jamak muannats salim seperti مسلماتٍ, dan dikecualikan juga tanwin yang terdapat pada contoh semisal جوارٍ / budak-budak wanita/perahu- perahu, dan غواش (kain penutup / peristiwa yang dahsyat) dan akan datang tentang penjelasan hukum dari dua hal ini.

وَتَنْوِيْنِ التَّنْكِيْرِ: وَهُوَ اللَّاحِقُ لِلْأَسْمَاءِ الْمَبْنِيَّةِ فَرْقًا بَيْنَ مَعْرِفَتِهَا وَنَكِرَتِهَا نَحْوُ مَرَرْتُ بِسِيْبَوَيْهِ وَبِسِيْبَوَيْهٍ آخَرَ ، وَتَنْوِيْنِ الْمُقَابَلَةِ وَهُوَ اللَّاحِقُ لِجَمْعِ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ نَحْوُ مُسْلِمَاتٍ فَإِنَّهُ فِيْ مُقَابَلَةِ النُّوْنِ فِي جَمْعِ الْمُذَكَّرِ السَّالِمِ كَمُسْلِمِيْنَ .وَتَنْوِيْنِ الْعِوَضِ وَهُوَ عَلَى ثَلَاثَةِ أَقْسَامٍ:
عِوَضٌ عَنْ جُمْلَةٍ: وَهُوَ الَّذِيْ يَلْحَقُ إِذْ عِوَضًا عَنْ جُمْلَةٍ تَكُوْنُ بَعْدَهَا كَقَوْلِهِ تَعَالَى: {وأنْتُمْ حِينَئذٍ تَنْظُرُونَ ( أَيْ حِيْنَ إِذْ بَلَغَتِ الرُّوْحُ الْحُلْقُوْمَ فَحُذِفَ بَلَغَتِ الرُّوْحُ الْحُلْقُوْمَ وَأُتِىَ بِالتَّنْوِيْنِ عِوَضًا عَنْهُ .وَقِسْمٌ يَكُوْنُ عِوَضًا عَنِ اسْمٍ وَهُوَ اللَّاحِقُ لِكُلٍّ عِوَضًا عَمَّا تُضَافُ إِلَيْهِ نَحْوُ كُلٌّ قَائِمٌ أَيْ كُلُّ إِنْسَانٍ قَائِمٌ فَحُذِفَ إِنْسَانٍ وَأُتِىَ بِالتَّنْوِيْنِ عِوَضًا عَنْهُ . وَقِسْمٌ يَكُوْنُ عِوَضًا عَنْ حَرْفٍ: وَهُوَ اللَّاحِقُ لِجَوَارٍ وَغَوَاشٍ وَنَحْوِهِمَا رَفْعًا وَجَرًّا نَحْوُ هَؤُلَاءِ جَوَارٍ وَمَرَرْتُ بِجَوَارٍ فَحُذِفَتِ الْيَاءُ وَأُتِيَ باِلتَّنْوِيْنِ عِوَضًا عَنْهَا.

---------------------------------
Dan tanwin tankir yaitu tanwin yang terdapat pada isim yang mabniy untuk membedakan ma'rifah dan nakirohya, contoh:
مَرَرْتُ بِسِيْبَوَيْهِ وَبِسِيْبَوَيْهٍ آخَرَ
Saya melewati Sibawaih dan Sibawaih yang lain.

Yang berikutnya tanwin muqobalah, yaitu tanwin yang ada pada jamak muannats salim, contoh مُسْلِمَاتٍ , disebut tanwin muqobalah karena tanwinnya sebagai perbandingan hurun yang ada pada jamak mudzakkar salim seperti مُسْلِمِيْنَ .

Dan tanwin 'iwadh, (pengganti) dan itu ada 3 macam:

Pengganti dari jumlah, dan itu tanwin yang terdapat pada إِذْ sebagai pengganti dari jumlah yang ada setelahnya, seperti Firman Allah ta'ala:
وَاَنْتُمْ حِيْنَئِذٍ تَـنْظُرُوْنَ
"dan kalian ketika itu melihat,"
(QS. Al-Waqi'ah: Ayat 84).

Maksudnya ketika itu adalah ketika nyawa sampai di kerongkongan.

Maka dihilangkan kalimat:
بَلَغَتِ الرُّوْحُ الْحُلْقُوْمَ
dan didatangkan tanwin sebagai pengganti dari kalimat yang dihilangkan tersebut.

Dan sebagiannya adalah mengganti dari isim yaitu yang terdapat pada lafadz كُلٌّ yang mana tanwinnya sebagai pengganti dari apa yang diidhofahkan kepadanya, contoh:
كُلٌّ قَائِمٌ
Semuanya berdiri
Maknanya
كُلُّ إِنْسَانٍ قَائِمٌ
Semua manusia berdiri.

Kemudian dihilangkan lafadz إنسان dan ditangkan tanwin pada كل sebagai ganti dari lafafz إنسان yang dihilangkan.

Dan sebagian yang lain adalah sebagai pengganti dari huruf, dan itu adalah tanwin yang terdapat pada جَوَارٍ dan غَوَاشٍ dan yang semacam dari keduanya ketika dalam keadaan rofa' dan jar, contoh:
هَؤُلَاء جَوَارٍ وَمَرَرْتُ بِجَوَارٍ
Mereka adalah para budak perempuan, dan saya melewati para budak perempuan.
Kemudian dihilangkan ya'nya dan didatangkan tanwin sebagai pengganti dari ya' yang dihilangkan tersebut.
وَتَنْوِيْنُ التَّرَنُّمِ: وَهُوَ الَّذِيْ يَلْحَقُ الْقَوَافِيَ الْمُطْلَقَةَ بِحَرْفِ عِلَّةٍ كَقَوْلِهِ:
1 - أَقِلِّى اللَّوْمَ عَاذِلَ وَالْعِتَابَنْ وَقُوْلِيْ إِنْ أَصَبْتُ لَقَدْ أَصَابَنْ
فَجِيْءَ بِالتَّنْوِيْنِ بَدَلًا مِنَ الْأَلِفِ لِأَجْلِ التَّرَنُّمِ وَكَقَوْلِهِ:
2 - أَزِفَ التَّرَحُّلُ غَيْرَ أَنَّ رِكَابَنَا
لَمَّا تَزُلْ بِرِحَالِنَا وَكَأَنْ قَدِنْ
وَالتَّنْوِيْنُ الْغَالِي: وَأَثْبَتَهُ الْأَخفَشُ وَهُوَ الَّذِيْ يَلْحَقُ الْقَوَافِيَ الْمُقَيَّدَةَ كَقَوْلِهِ:
3 - وَقَاتِمِ الْأَعْمَاقِ خَاوِي الْمُخْتَرَقْنْ
وَظَاهِرُ كَلَامِ الْمُصَنِّفِ أَنَّ التَّنْوِيْنَ كُلَّهُ مِنْ خَوَاصِّ الِاسْمِ وَلَيْسَ كَذَلِكَ بَلِ الَّذِيْ يَخْتَصُّ بِهِ الاِسْمُ إِنَّمَا هُوَ تَنْوِيْنُ التَّمْكِيْنِ وَالتَّنْكِيْرِ وَالْمُقَابَلَةِ وَالْعِوَضِ وَأَمَّا تَنْوِيْنُ التَّرَنُّمِ وَالْغَالِيْ فَيَكُوْنَانِ فِي الِاسْمِ وَالْفِعْلِ وَالْحَرْفِ وَمِنْ خَوَاصِّ الِاسْمِ: النِّدَاءُ نَحْوُ يَا زَيْدُ وَالْأَلِفُ وَاللَّامُ نَحْوُ الرَّجُلِ وَالْإِسْنَادُ إِلَيْهِ نَحْوُ زَيْدٌ قَائِمٌ . فَمَعْنَى الْبَيْتِ حَصَلَ لِلِاسْمِ تَمْيِيْزٌ عَنِ الْفِعْلِ وَالْحَرْفِ بِالْجَرِّ وَالتَّنْوِيْنِ وَالنِّدَاءِ وَالْأَلِفِ وَاللَّامِ وَالْإِسْنَادِ إِلَيْهِ أَيِ الْإِخْبَارِ عَنْهُ .وَاسْتَعْمَلَ الْمُصَنِّفُ أَلْ مَكَانَ الْأَلِفِ وَاللَّامِ وَقَدْ وَقَعَ ذَلِكَ فِيْ عِبَارَةِ بَعْضِ الْمُتَقَدِّمِيْنَ وُهُوَ الْخَلِيْلُ وَاسْتَعْمَلَ الْمُصَنِّفُ مُسْنَدٍ مَكَانَ الْإِسْنَادِ لَهُ.
-----------------------
Dan tanwin tarannum adalah tanwin yang terdapat pada qowafiy muthlaqoh (sajak syair yang mutlak dibaca huruf terakhirnya) yang diperpanjang dengan huruf ‘illah, seperti yang terdapat pada ungkapan seorang penyair:
أَقِلِّي اللَّوْمَ عَاذِلَ وَالْعِتَابَنْ
وَقُوْلِيْ إِنْ أَصَبْتُ لَقَدْ أَصَابَنْ
Tinggalkanlah mencela dan memaki olehmu wahai perempuan yang suka mencela , dan katakanlah olehmu jika aku benar maka sungguh aku telah berbuat benar

Maka didatangkan tanwin sebagai pengganti alif (huruf ‘illah) untuk tujuan tarannum (keindahan bunyi huruf pada akhir bait syair). Dan juga seperti perkataan yang lainnya:
أَزِفَ التَّرَحُّلُ غَيْرَ أَنَّ رِكَابَنَا
لَمَّا تَزُلْ بِرِحَالِنَا وَكَأَنْ قَدِنْ
 Telah dekat waktu pemberangkatan , hanya saja kendaraan kami belum berangkat, seakan-akan waktu perpisahan telah terjadi.
Dan yang berikutnya tanwin gholiy dan ini telah ditetapkan oleh Imam Akhfasy yaitu tanwin yang terdapat pada qowafiy muqoyyadah (sajak sair yang dibaca dengan sukun huruf terakhirnya)  seperti perkataan seorang penyair:
وَقَاتِمِ الْأَعْمَاقِ خَاوِي الْمُخْتَرَقْنْ
Banyak pedalaman yang jauh tidak ada yang bisa menempuhnya

Secara lahiriyah dari perkataan mushonnif menunjukkan bahwa tanwin semuanya merupakan ciri khas dari isim, padahal kenyataannya tidaklah demikian, karena tanwin yang merupakan ciri khas dari isim itu hanyalah tanwin tamkin, tankir, muqobalah, dan ‘iwadh, adapun tanwin tarannum dan tanwin gholiy itu bisa terdapat pada isim, fi’il, dan huruf.
Dan termasuk ciri khas isim adalah nida’, contoh:
يَا زَيْدُ
Wahai Zaid
Dan alif lam, contoh: اَلرَّجُلُ (orang laki-laki), dan musnad ilaih, contoh:
زَيْدٌ قَائِمٌ (Zaid orang yang berdiri)
Maka makna dari bait ini adalah:
Isim bisa dibedakan dari fi’il dan huruf itu dengan adanya jar, tanwin, nida, alif lam, dan musnad ilaih yaitu yang dikhabarkan.
Dan Mushonnif menggunakan istilah AL untuk mengganti istilah alif lam, ungkapan seperti ini pernah digunakan oleh Ulama Mutaqoddimin seperti Imam Khalil.
Dan Mushonnif menggunakan istilah musnad pengganti dari isnad lahu.




Semoga bermanfaat

_______________
Sumber : https://t.me/syarah_ibnu_aqil/4
Oleh: Al - Ustadz Agus Waluyo Abu Muhammad


2 komentar:

Silahkan masukan komentar yang bermanfaat